Kamis, 15 September 2011

Penaklukan Amorium

Oleh: Ahmad Tammam (Penulis - Mesir)

Berniat menyerang Kekhalifahan Abbasiyah, kaisar Byzantium Theophilus, bersama dengan tentaranya, menyerang dan memasuki kota Muslim Zibatra (dikenal oleh orang Byzantium sebagai Sozopetra) pada tahun 837 M. Kota pantai adalah salah satu kota pantai yang mana tentara Muslim akan berbaris dalam perang mereka terhadap Byzantium (Romawi Timur).

Tentara Byzantium membunuh semua laki-laki dikota sebelum mereka menggerebek kota tetangga yaitu Melitene dan juga menyerang beberapa benteng. Tentara Byzantine memutilasi siapapun yang jatuh ke tangan mereka dari kalangan Muslim, mencungkil mata mereka, dan memotong telinga dan hidung mereka. Untuk membuatnya berharga, mereka menangkap lebih dari seribu wanita Muslim. Sesudah itu tentara Byzantium kembali dalam keadaan gembira sesudah apa yang mereka lakukan, dan mereka disambut dengan baik sekali oleh rakyat mereka.

Ketika berita mengerikan tersebut sampai ke telinga Khalifah Al-Mu'tasim, yang dengan segera menabuhkan genderang perang dan mengirim bala bantuan kepaad orang-orang Zibatra dibawah komando 'Ujayf bin 'Anbasah, yang berhasil meyakinkan penduduk kota dan mengembalikan mereka ke rumah mereka. 



Kemudian Al-Mu'tasim bertanya, "Apa kota orang-orang Romawi yang tidak terkalahkan dan paling kaya?" Jawabannya kemudian datang, "Ammuriyah [Amorium]; kota tersebut tidak pernah diserang oleh tentara Muslim sejak munculnya Islam". Lebih daripada itu, kota tersebut sangat disayangi oleh Romawi. 



Setelah itu, Al-Mu'tasim segera melancarkan kampanye dan mempersiapkan tentang dengan segala sesuatu yang diperlukan, sampai mencapai sesuatu yang kemudian di klaim, "Tidak ada tentara yang dipersiapkan dengan cara seperti itu." Dipersenjatai lengkap, tentara berbaris menuju Amorium pada bulan Jumadil Awal 223 H (April 838 M).


Sesudah beberapa insiden, tentara Al-Mu'tasim menuju ke Amorium dan melakukan pengepungan yang ketat terhadap kota tersebut pada tanggal 6 Ramadan 223 H (1 Agustus 838). Ketika menara militer mengelilingi dinding kota, Theophilus mengirimkan utusan meminta konsiliasi dan meminta maaf atas apa yang sudah dilakukan oleh tentara Byzantium di Zibatra. Melalui utusan ini, Theophilus juga bersumpah untuk membangun kembali kota tersebut, mengembalikan apa-apa yang sudah dijarah oleh tentaranya, dan membebaskan tahanan Muslim. Meskipun demikian, Al-Mu'tasim menolak konsiliasi tersebut dan menahan utusan tersebut sampai dia benar-benar menaklukkan Amorium. 

Kemudian, perang dimulai dengan pertempuran melontar batu-batu dan memanah dilakukan oleh kedua pasukan. Hal ini mengakibatkan terbunuh banyak orang. Pengepungan dapat berlangsung lebih lama bila tidak ada tahanan Arab yang tertangkap oleh Romawi. Dia menginformasikan Al-Mu'tasim tentang titik lemah di benteng. Oleh karena itu, Al-Mu'tasim memerintahkan tentara Muslim untuk menggencarkan serangan pada titik tersebut. 

Penyerangan berlanjut sampai benteng tersebut runtuh bersama dengan moral pembelanya, yang kemudian putus asa dengan manfaat untuk bertahan. Pemimpin garnisun Byzantium dipaksa untuk menyerah. Setelah itu Al-Mu'tasim dan tentaranya memasuki Amorium pada tanggal 17 Ramadan 223 H (12 Agustus 838 M).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar