Rabu, 18 Juli 2012

Hujan Ramadan

Oleh: Yasmin Mogahed

Bayangkan saat hujan. Airnya turun dari langit. Dan bayangkan bahwa anda sedang berada di dalam rumah anda, menyaksikan hujan turun. Tetapi bayangkan ada sesuatu yang sangat berbeda tentang hujan ini. Ini tidak seperti sesuatu yang pernah anda lihat. Pada hari ini, ini bukan hujan air. Ini hujan sesuatu yang sangat berharga bagi anda. Bayangkan hujannya adalah uang seratus ribu rupiah.

Apa yang akan anda lakukan? Apa yang akan terjadi pada tetangga anda pada hari itu? Apa yang akan terjadi di dunia? Apakah kita tidak akan berlari keluar, berlomba untuk mendapatkan hujan uang sebanyak mungkin? Tidakkah kita akan keluar setiap malam untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ?

Kita akan melakukan hal ini untuk uang karena uang berharga. Tetapi bayangkan sesaat bahwa hujan tersebut harganya tidak ternilai. Bukan jutaan rupiah, bukan milyaran rupiah, tetapi rahmat Allah, mata uang yang tidak diukur dengan mata uang manusia.

Rasulullah SAW bersabda, "Ramadhan telah datang kepadamu. Ini adalah bulan berkah, dimana Allah menutupi kalian dengan keberkahan, karena Dia menurunkan rahmat, menghapuskan dosa dan mengabulkan do'a. Jadi tunjukkan pada Allah kebaikanmu, karena orang yang merugi adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah (bulan ini). (HR. Thabrani).

Pada bulan ini, kita dilindungi dari api neraka, dilindungi dari setan, dan dibersihkan dosa-dosa kita. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berpuasa selama Ramadhan karena ikhlas, mengharap balasan Allah SWT, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni." (HR. Bukhari). Dalam hadits lain beliau bersabda, "Bila bulan Ramadhan dimulai, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan setan dibelenggu." (HR. Bukhari)

Pada bulan ini, ada malam yang lebih baik dari seribu bulan (Q.S. 97: 1-5). "Ada perlindungan dari neraka, paling sedikit 70 kali ganjaran dari amal kita, dan kesempatan semua dosa kita dihapuskan." (Hadits). Jadi, apakah merupakan kerugian yang sangat luar biasa yang dapat terjadi pada seseorang bila dia berdiri ditengah-tengah rahmat yang berjatuhan tanpa mengumpulkan rahmat Allah semampu kita.

Dal bila rahmat ini menghujani kita sepanjang bulan yang diberkahi ini, maka sepuluh hari terakhir tidak ada bandingannya. Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa pada awal sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah biasa mengencangkan ikat pinggangnya (artinya beliau akan bekerja keras) dan biasa shalat sepanjang malam, dan biasa membuat keluarganya terjaga untuk shalat (Bukhari).

Tetapi bagaimana kita betul-betul mengambil manfaat dari bulan penuh berkah ini, terutama pada sepuluh hari terakhir? Inilah beberapa caranya:

Siapkan pertemuan pribadi dengan Allah
Sisihkan waktu sebelum atau sesudah sahur untuk bersendirian dengan Allah. Gunakan waktu ini untuk berhubungannya dengan-Nya dengan shalat, berdo'a, atau membaca Qur'an. Tidak ada waktu yang seperti ini. Rasulullah bersabda: "Bila seperti malam terakhir masih ada, Tuhan kita, turun ke langit terendah dan mengatakan: "Adakah orang yang berdo'a kepada-Ku, sehingga Aku kabulkan do'anya? Apakah ada orang yang meminta sesuatu kepada-Ku sehingga aku kabulkan keinginannya. Adakah orang yang mencari ampunanku, maka aku mengampuninya?" (HR. Bukhari dan Muslim)

Sisihkan waktu untuk refleksi
Ditengah-tengah kesibukan kita, kita jarang menemukan waktu untuk berhenti dan rileks, bersendirian merefleksikan realitas kehidupan. Sisihkan waktu untuk melakukan hal ini. Gunakan waktu untuk keluar dari rutinitas harian dan melakukan introspeksi tentang dimana kamu dan kemana kamu akan pergi. Renungkan penciptaan disekitarmu dan realitas kehidupan ini, kematian, dan pertemuan kita dengan Pencipta kita. Sisihkan waktu, seperti pada seperti akhir malam, dimana tidak ada gangguan.

Lakukan perjalanan kepada Allah
Kita semua kadang-kadang perlu pergi. Gunakan Ramadan sebagai kesempatan untuk pergi dengan Allah sebagai teman anda. Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah biasa melakukan I'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan biasa mengatakan, "Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir Ramadhan" (HR. Bukhari)

Jangan sampai kehilangan Lailatul Qadr
Ada sebuah malam pada sepuluh malam terakhir Ramadhan yang lebih besar dibandingkan seumur hidup (1000 bulan, 83,3 tahun). Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang shalat sepanjang Lailatul Qadr dengan iman dan mengharapkan pahala akan dihapuskan seluruh dosanya yang lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Aisyah berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, jika aku tahu bahwa malam itu adalah Lailatul Qadr apa yang harus saya ucapkan? Rasulullah bersabda, "Katakanlah, Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka mengampuni, maka ampunilah aku." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi).

Source: SuhaibWebb - Yasmin Mogahed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar